Sistem Informasi Desa Karangsalam
Setiap daerah tentu memiliki budaya atau adat istiadat masing – masing. Begitu Juga di Desa Wisata Karangasalam Lor, setidaknya ada beberapa adat yang dapat menarik wisatawan. Diantaranya adalah adat Ruwat Bumi Berupa Kirab/Sedekah Bumi dan adat Ider- Ider Desa.
Kedua Ritual yang telah dilaksanakan secara turun temurun biasa diadakan setiap bulan Muharam/ bulan syura. Menandai Awal tahun kalender Hijriah. Kedua Ritual tersebut pada intinya adalah permohonan kepada sang pencip agar supaya Desa maupun Warga, alam sekitar baik tanaman maupun hewan ternak semuanya diberi keselamatan dan keberkahan dari sang Pencipta.
Tradisi Ider-ider Desa biasa dilaksanakan dimalam hari hingga dini hari selama tiga hari berturut-turut. Mulai dari selasa / malam Rabu hingga Kamis / malam Jumat diambil Malam Jumat Kliwon. Diikuti segenap tokokh agama, perangkat, kepala Desa dan warga masyarakat.

Acara Ider-ider Desa dimulai dari jam 9 malam peserta berkumpul di Balai Desa, mendengarkan beberapa wejangan ataupun ilmu dari sesepuh Desa. Kemudia menjelang jam 12 malam peserta mandi dan bersuci di Sungai sebelum melaksanakan solat Hajat berjamaah.
Selesai Solat peeserta mulai melaksanakan Ider-ider, yaitu berjalan mengelilingi Desa. Pada setiap Pojok Desa dikumandangkan Adzan dan Doa-doa. Dan sepanjang perjalanan para peserta melantunkan Asmaul Husna. Perjalanan peserta ider ider biasanya memakan waktu kurang lebih 1 jam untuk tiba kembali berkumpul di halaman Balai Desa.
Sesampainya kembali di halaman Balai Desa para peserta berdiri melingkar untuk kembali memanjatkan doa-daoa yang di bacakan oleh beberapa orang yang telah ditunjuk. Diantaranya ada doa Tolak bala, doa selamat, doa sapu jagad, solat nariyah, qunut dan lain-lain.
Pada hari Ke tiga/ hari terakhir / malam jumat kliwon setelah semua ritual dilaksanakan. Diadakan Potong Tumpeng dan makan bersama para peserta ider-ider Desa. Acara biasanya berakhir sampai pukul 3 Pagi

Ruwat Bumi /Kirab Syuran
Ruwat bumi juga merupakan bentuk permohonan kepada Sang Pencipta agar senantiasa dilimpahkan keselamatan dan keberkahan. Namun tidak seperti tradisi ider-ider desa yang selalu dilaksanakan setiap tahun. Untuk Ruwat tidak tentu kadang 2 Tahun Sekali.
Ruwat Bumi/Kirab Syuran Sendiri merupakan ridtual yang dimulai dari pawai gunungan yang berisi hasil bumi Desa Karangsalam Lor, kemudian dilanjut Pagelaran Wayang Ruwat di siang Hari dan Pagelarang Wayang Kulit di Malam Hari. Acara Ruwat Bumi diikuti segenap Warga Masyarakat mulai dari anak –anak hingga kesepuhan .

Adapun hasil bumi yang diarak nantinya akan diperebutkan kembali oleh warga setelah pagelaran wayang ruwat selesai. Acara Pawai tersebut dimulai dari panggung wayang diselenggarakan yaitu di balai desa atau di lapangan Desa. Pawai Mengelilingi Desa kurang lebih setengah jam, gunungan hasil bumi yang merupakan Swadaya Bersama masyarakat Desa kembali di taruh di dekat panggung sebelum di rebutkan warga.
Walaupun isi dari gunungan mungkin tidak seberapa, namun keyakinan masyarakat akan baerokah dari gunungan yang telah didoakan dan di arak membuat warga selalu antusias untuk memperebutkan isi gunungan tersebut.
